Pendidikan sebagai sarana memanusiakan sudah seharusnya menemukan banyak jalan inovatif. Jalan-jalan baru harus segera ditempuh agar tidak larut oleh zaman. Pepatah Sunda mengatakan “tong kaigelan ku jaman, tapi kudu ngidelan jaman”, yang jika kita tarik dalam dunia pendidikan bahwasanya pendidik dan siapapun yang berminat dalam dunia pendidikan tidak semestinya mengekor pada zaman, namun melainkan harus bisa menemukan arah dan tujuan, dunia pendidikan harus berada satu langkah di depan zaman. Setidaknya begitulah jika kita ingin pendidikan di Indonesia maju.
Bahwa kelas-kelas di universitas terkadang memiliki keterbatasannya tersendiri dalam membahas berbagai isu kependidikan, entah faktor kurikulum ataupun pengampunya sehingga banyak orang/mahasiswa berupaya mencari alternatif pengetahuan dari luar entah buku, ruang diskusi ataupun yang terkini yakni youtube dan podcast. Dua media terakhir belakangan sedang populer digunakan oleh khalayak ramai dalam mencari hiburan, inspirasi, dan materi edukasi.
Zaman digital sudah melangkah jauh, namun pendidikan masih meraba langkah mana yang akan dipijak, maka sebagai institusi di bawah naungan universitas yang membawa nama besar pendidikan Indonesia, Museum Pendidikan Nasional sudah selayaknya juga turut berinovasi dan merubah cara dan jalan pendekatan dalam menyebarkan inovasi dan pengetahuan terbaru dalam dunia pendidikan.
Keberadaan Museum Pendidikan Nasional tentu saja bukan untuk meletakan dan menjadikan pendidikan sebagai artefak mati yang tak terdiskusikan. Artefak-artefak yang ada di Museum Pendidikan Nasional sudah seharusnya menjadi hidup dalam berbagai ranah dan bidang. Dalam semangat untuk ‘meniupkan ruh’ untuk ‘menghidupakan’ artefak inilah yang kiranya jalan siniar dapat digunakan dengan salah satunya ialah melalui podcast yang bisa dipublikasikan dalam dua format: 1. Audio digital (video: youtube), dan 2. Audio (spotify).