Skip to content
Home » Blog » Konservasi Koleksi Berbahan Dasar Kertas Sebagai Upaya Pelestarian Koleksi Di Laboratorium Konservasi Museum Pendidikan Nasional UPI

Konservasi Koleksi Berbahan Dasar Kertas Sebagai Upaya Pelestarian Koleksi Di Laboratorium Konservasi Museum Pendidikan Nasional UPI

  • admin 

Oleh : Raafi Fauzia Hakim (Konservator Museum Pendidikan Nasional)

Sense of belong kata yang selalu kami ingat dalam jiwa kami pada saat merawat benda benda bersejarah yang ada di Mupenas UPI yang ditanamkan oleh pimpinan kami Dr. Erlina Wiyanarti, Mpd, sejalan dengan pemikiran Theodore Roosevelt yang mengemukakan bahwa arti dari konservasi yaitu Con (together) dan servare (to keep,to save) yang dapat diartikan sebagai upaya memelihara milik kita (to keep, to save what we have) dan menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use). Pada kesempatan ini saya akan membahas proses perawatan dan pengawetan koleksi yang berbahan organik (selulose) berjenis Ijazah, dokumen, rapor. Koleksi Museum berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya yang secara alami mengakibatkan kerusakan dan natural ageing(Ita Yulianti, Museum Nasional Jakarta)

Kerusakan secara alami secara absolut tidak dapat dicegah hanya dapat diperhambat saja melalui proses penanganan konservasi .Pada derajat keasamaan tertentu jamur berkembang pada kertas yang mengakibatkan perubahan warna, hal ini menyebabkan timbulnya bercak noda kecoklatan, pelapukan bahan dasar koleksi, dan secara estetik sangat merusak nilai yang terkandung dalam koleksi tersebut. Serangkaian dari permasalahan-permasalah yang timbul bagian konservator harus segera melakukan tindakan konservasi.

Prinsip Teknis Konservasi Mupenas UPI :

1. UUD RI NO 11 Tahun 2010

2. ICOM code ethic for Museum professional 2007

3. Standar Operasional Prosedur konservasi

4. Kebijakan Penanganan Koleksi Mupenas

Perangkat kerja : Alat dan Bahan Konservasi

1. Alat-alat yang digunakan : gelas Kimia, magnetic stirer, mikroskop digital, rh meter digital, digital mouisture meter, PH indikator, neraca digital.

2. Bahan Bahan yang digunakan: alcohol, aquades, gohsenol, kertas tisu (pengganti japanese tisu paper rekomendasi dari bidang pengawetan museum nasional Jakarta)

Metode penanganan

Observasi faktor kerusakan koleksi merupakan langkah awal yang dilakukan konservator untuk melakukan tindak lanjut penanganan koleksi. Berdasarkan hasil observasi tersebut selanjutnya perlu dilakukan tindakan konsolidasi dan enkapsulasi terhadap koleksi yang akan ditangani. (Maisa Fitriani)