Tanggal 24 Maret merupakan hari peringatan 78 Peristiwa Bandung Lautan Api. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi warga Bandung dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kilas balik peristiwa ini berawal dari datangnya pasukan Sekutu yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies). Pada awalnya kedatangan mereka untuk membebaskan tentara Sekutu dari tahanan Jepang. Namun, tentara NICA (Belanda) membawa pasukan Sekutu dan berniat ingin kembali menguasai Indonesia.
Pasukan Sekutu memperingatkan Rakyat Indonesia untuk meletakkan senjata dan menyerahkannya kepada Sekutu. Kemudian pada tanggal 24 November 1945, TKR melakukan perlawanan terhadap markas-markas besar Sekutu yaitu di Hotel Homan dan Hotel Preanger yang terletak di Jl. Asia Afrika.
Panglima perang Sekutu, Kolonel MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat, Mr. Datuk Djamin agar wilayah Bandung Utara dikosongkan. Peringatan berlaku dari tanggal 27 November 1945 sampai 29 November 1945 pukul 12.00. Tanggal 17 Maret 1946, Letnan Jenderal Montagu Stopford (Panglima tertinggi AFNEI) memperingatkan kepada Soetan Sjahrir untuk segera meninggalkan Bandung Selatan sampai radius 11 km dari pusat kota.
Langkah selanjutnya dari ultimatum tersebut, pada tanggal 24 Maret 1946, Kolonel A.H Nasution (TRI) memutuskan untuk membumihanguskan Bandung. Rakyat Bandung diungsikan terlebih dahulu hingga sejauh 11 km. Pembakaran total direncanakan pada 24 Maret 1946 pukul 24.00. Namun pada pukul 20.00, dinamit pertama meledak di Gedung Indische Restaurant. Kemudian dilanjutkan dengan pembakaran gedung-gedung dan rumah-rumah warga di Bandung Utara. Pada malam itu, Bandung benar-benar terbakar seperti lautan api.