Lima Aspek Teknik Interpretasi Pemandu Museum

  1. Getting organized: organizing an activity, and welcoming visitors.
    Dimana dalam dimensi ini, interpreter / pemandu membuat
    persiapan untuk melakukan interpretasi personal kepada pengunjung seperti mengenal dan memahami dengan baik mengenai tempat atau situs yang akan dijadikan bahan interpretasi, baik informasi umum maupun informasi yang lebih spesifik dan rinci. Kemudian diperlukan pula praktek atau latihan bagi pemandu, hingga menyiapkan kebutuhan yang mungkin akan diperlukan selama pelaksanaan kegiatan interpretasi. Dalam hal ini, selain dibutuhkan persiapan untuk kegiatan interpretasi personal, pada saat kegiatan pun harus dipastikan bahwa pemandu menyambut pengunjung dengan baik untuk menciptakan kesan pertama yang menyenangkan.
  2. Develop structure and thematic: introduce the topic using themes,
    then involve the audience.
    Dalam hal ini,  pemandu diharapkan untuk memberikan informasi  pengetahuan dalam bentuk interpretasi personal
    yang terstruktur dan sistematis atau berurutan, serta menggunakan tema dan melibatkan pengunjung dengan tujuan kemudahan mengingat dan mendapat perhatian lebih dari pengunjung.
  3. Personal delivery skills: three communicating tools, managing large
    groups, and roving interpretation.
    Setiap  pemandu diharapkan memiliki kepribadian serta
    keterampilan yang baik dalam menyampaikan interpretasi. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam keterampilan tersebut adalah keterampilan komunikasi yaitu, penampilan dan bahasa tubuh,
    bahasa komunikasi, serta kualitas suara dan kemampuan presentasi yang baik. Adapun kemampuan untuk menangani grup dalam jumlah yang besar. Selain itu, pada keadaan tertentu  pemandu diharapkan dapat menyesuaikan pembicaraan ke topik yang lebih santai dan tidak selalu terpaku dengan bahan interpretasi yang formal untuk meminimalisir kejenuhan pengunjung.
  4. Use props: use props.
    Dalam hal penggunaan alat peraga, terdapat beberapa aspek atau komponen yang dapat dilakukan dan digunakan, yaitu aspek visual dapat berupa dua atau tiga dimensi, ilustrasi, objek,  referensi, audio, serta aspek yang menggunakan indera penciuman, perasa, dan peraba. Penggunaan alat peraga ini diharapkan dapat membantu meningkatkan ketertarikan, memudahkan pemahaman, dan mengurangi kejenuhan pengunjung.
  5. Drama: roles and storylines.
    Dalam dimensi ini, interpretasi tidak hanya selalu memberikan informasi dan fakta, namun diperlukan pula teknik drama di dalamnya. Drama yang dimaksud adalah selain dapat dilakukan dengan membuat suatu peran dan kostum sebagai bentuk keterlibatan di dalam suatu cerita yang sedang diinterpretasikan, adapun dengan memberikan jalan atau alur cerita yang bertema, serta terstruktur dimana memiliki bagian pembuka, pertengahan serta akhir, dan membuat / konklusi dari jalan cerita tersebut mengenai tempat atau situs yang dijadikan sumber atau
    bahan interpretasi.